Sang Naga dalam Platform AMD
09.30
Setelah sebelumnya muncul dalam platform Intel. Kini Lucid Hydra
muncul dalam platform AMD. Bagaimana kemampuannya? oleh Gunawan KusumA
Perkembangan multi-GPU memang bisa dikatakan tergolong lambat. Era
multi-GPU dimulai dari pengenalan teknologi Scan Line Interleave (SLI)
pada tahun 1998 oleh 3dfx Interactive. Kemudian, setelah NVIDIA membeli
3dfx dan mulai berkembangnya teknologi bus PCI express, NVIDIA
memperkenalkan teknologi multi GPU miliknya yang bernama Scalable Link
Interface (SLI).
Melihat hal tersebut, pesaing terbesar NVIDIA, ATI, mencoba
menandinginya dengan mengeluarkan teknologi multi-GPU yang diberi nama
CrossFire. Teknologi multi-GPU sendiri memberi sedikit angin segar bagi
pengguna PC, terutama bagi PC enthusiast yang menginginkan performa GPU
yang lebih besar. Namun, teknologi tersebut juga memiliki kelemahan yang
menyulitkan, yaitu penggunaan GPU yang harus satu level dan berasal
dari produsen chip yang sama. Hingga saat ini, masalah penggunaan GPU
yang harus satu level menjadi momok yang membuat para pengguna PC enggan
menggunakan teknologi tersebut, disamping kenaikan performa yang
signifikan serta masalah penggunaan daya listrik yang tergolong tinggi.
Namun, kini masalah tersebut sepertinya dapat dikatakan berkurang.
Perusahaan bernama Lucid-lah yang memperkenalkan sebuah teknologi untuk
menggabungkan graphics card yang berbeda. Penggabungan tersebut tidak
hanya dalam hal performance level, chip graphics card juga dapat
digabungkan.
Untuk produknya itu, Lucid memberikan nama Lucid Hydra. Selain dapat
menggabungkan semua jenis graphics card, Lucid Hydra juga mampu
mendistribusikan beban processing power pada tiap GPU yang terpasang,
sesuai dengan kekuatan processing power yang dimilikinya.
Lucid Hydra dalam operasinya mendukung pengunaan tiga mode. A-Mode
untuk penggabungan graphics card AMD, N-Mode untuk penggabungan graphics
card NVIDIA, dan X-Mode untuk penggabungan graphics card AMD dan
NVIDIA. X-Mode sendiri merupakan mode yang dijadikan ujung tombak oleh
Lucid untuk menarik pengguna PC. Pasal-nya hingga saat ini, penggunaan
multi GPU masih hanya sebatas penggunaan dengan satu produsen chip,
sehingga Lucid ingin memecah kebuntuan tersebut de-ngan produk yang
mereka hadirkan.
{mospagebreak}
Data Benchmark
Pengujian
Untuk pengujian teknologi Lucid Hydra kali ini, CHIP mempergunakan
motherboard MSI 870A Fuzion Power Edition yang disandingkan dengan
prosesor AMD Phenom II X6 1090T. Sebagai informasi, MSI 870A Fuzion
Power Edition merupakan board yang mempergunakan chipset AMD 870 dan
SB850 sebagai penggerak utamanya. Untuk kombinasi graphics card yang
dipergunakan, AMD Radeon HD 5770 dan NVIDIA Geforce GTX 460.
Pengujian pertama dilakukan dengan menguji kombinasi N-Mode dengan
menggunakan dua graphics card NVIDIA Geforce GTX460, CHIP melakukan dua
kali pengujian dengan perbedaan terdapat pada pemasangan SLI Bridge.
Pada saat SLI bridge tidak dipergunakan, kombinasi keduanya menghasilkan
15495 poin. Ketika SLI bridge dipasang, score yang dihasilkan meningkat
walaupun hanya sekitar 2%, yaitu 15608 point. Hal tersebut membuktikan
bahwa masih ada ketergantungan terhadap penggunaan SLI Bridge. Namun,
tidak seperti teknologi SLI pada umumnya, NVIDIA Control Panel tidak
dapat mengaktifkan feature SLI dalam menu-nya.
Untuk pengujian A-Mode, CHIP mencoba membandingkan hasilnya dengan
hasil konfigurasi CrossFire pada board dengan chipset AMD 870 yang tidak
dilengkapi dengan chip Lucid Hydra. Pada pengujian tersebut, CHIP
mendapati bahwa apabila CrossFire Bridge dipasang maka, mode CrossFire
akan hidup secara otomatis dan Lucid Hydra akan melaporkan error bahwa
Hydra Logix tidak akan berjalan hingga mode CrossFire dimatikan. Saat
pengujian dengan A-Mode, kombinasi AMD Radeon HD 5770 menghasilkan score
11941 point, dan pada mode CrossFire menghasilkan score 11500 poin.
Sedangkan pada board AMD 870 tanpa chip Lucid Hydra, kombinasi CrossFire
Radeon HD 5770 memperoleh score 12209. Walaupun berbeda tipis, hal
tersebut membuktikan bahwa performa CrossFire pada board AMD 870 masih
lebih baik dibandingkan board dengan Lucid Hydra.
Terakhir, CHIP menguji kemampuan X-Mode. Untuk pengujian X-Mode ini,
CHIP mencoba menggabungkan sebuah GeForce GTX 460 dan sebuah AMD Radeon
HD 5770. Ketika CHIP memasang Radeon HD 5770 sebagai master card, hasil
kombinasi keduanya menghasilkan score sebesar 11795 poin.
Namun, ketika CHIP mencoba menggunakan Geforce GTX 460 menjadi master
card, score yang dihasilkan meningkat signifikan menjadi 13286 poin.
Pengujian tersebut membuktikan bahwa masih adanya kekurangan dalam
driver Lucid Hydra. Oleh karena itu, CHIP merekomendasikan penggunaan
graphics card yang lebih cepat menjadi master card dalam sistem yang
dimotori oleh Lucid Hydra. Selain itu, pada pengujian ini, CHIP juga
mendapati bahwa Lucid Hydra masih dapat berjalan dengan mode yang tepat
sekalipun graphics card slave gagal dikenali oleh driver graphics card
tersebut.
Kesimpulan
Belum optimalnya driver pada Lucid Hydra tampaknya masih akan menjadi
batu sandungan pengembangan teknologi ini. Walaupun begitu, teknologi
ini masih tampak menarik untuk kedepannya , karena fleksibilitasnya
dalam penggunaan multi-GPU.
sumber : http://chip.co.id/articles/featured/2010/11/21/sang-naga-dalam-platform-amd/
Posting Komentar